Seruan Paus untuk Kaum Muda Katolik

Foto Google
“PERGILAH, JANGAN TAKUT, DAN LAYANILAH !”
Seruan Paus Fransiskus untuk KAUM MUDA KATOLIK

Paus Fransiskus dan Kaum Muda itu SATU. Tidak terpisahkan dan tidak terbagi. Penilaian ini muncul karena setiap kali melihat kerumunan kaum muda Paus selalu datang dan mendekati mereka. Tampil sebagai bapak yang penuh ramah, ia tidak segan menjabat tangan mereka satu per satu dengan hangat. 

Sabtu, 24 April 2016, Paus kembali berada di tengah Kaum Muda, sekitar 70.000 remaja dari Italia dan seluruh dunia, pada Perayaan Hari Muda-mudi Tahun Suci (Yubileum Kaum Muda) di Vatikan. Bersama dengan 150 imam, ia berkumpul di Lapangan St.Peter untuk mendengarkan pengakuan dosa mereka dari pukul 11.30 hingga pukul 12.45. Suatu peristiwa yang tidak biasa! Ternyata Gereja Katolik yang “kaku” dan “boring” terhadap tradisi bisa dibuat terbuka dan luwes. Ritual pengakuan dosa yang biasanya dilakukan secara pribadi, hanya empat mata dengan seorang imam di ruang pengakuan secara tertutup, didobrak oleh Paus sendiri untuk bisa terjadi di tempat umum.

Kecintaan Paus yang begitu besar terhadap kaum Muda tentunya bukan tanpa maksud. Dalam berbagi peristiwa, baik di tingkat dunia maupun Asia, Bapa Suci selalu menyampaikan harapannya terhadap Kaum Muda Katolik.

MENELUSURI HARAPAN PAUS FRANSISKUS 

Begitu besar harapan terhadap Kaum Muda diungkapkan oleh Paus Fransiskus secara lantang dan tegas pada tanggal 28 Juli 2013 dalam peristiwa World Youth Day di Rio de Janeiro Brasilia. Kepada jutaan kaum muda katolik dari seluruh dunia, Bapa Suci berseru, “Pergilah, Jangan takut, dan Layanilah!”. Melalui ucapan yang adalah sebuah perintah, Bapa Suci mendesak kaum muda agar tidak takut membawa Kristus ke dalam setiap bidang kehidupan, kepada kelompok-kelompok marginal, bahkan kepada mereka yang tampak sangat tidak peduli, “Gereja membutuhkan kalian, semangat kalian, kreativitas kalian, dan sukacita kalian yang begitu kas. Maka, janganlah takut untuk bermurah hati bersama Kristus. Dia mengandalkan kalian! Gereja mengandalkan kalian!”
Pentingnya kehadiran Kaum Muda ke dalam dunia untuk mewartakan Kristus juga masih disampaikan Paus Fransiskus pada saat berjumpa kembali dengan Kaum Muda peserta Asian Youth Day dI Korea Selatan pada tahun 2014. Kepada kaum muda se-Asia, Paus berseru, “Tuhan meminta Anda dan saya untuk pergi keluar ke jalan besar dan jalan kecil dunia ini, mengetuk pintu hati orang lain, mengundang mereka untuk menyambut-Nya ke dalam kehidupan mereka.”

Menanggapi harapan besar Paus Fransiskus, Majalah Mingguan Katolik HIDUP, lewat rangkuman A.Margana dalam edisinya no.01 tahun ke-70, 03 Januari 2016, menyampaikan hasil diskusi penting tentang bagaimana kaum Muda Indonesia seharusnya berbuat untuk ikut mewartakan Kristus dalam berbagai bidang kehidupan sosial, seperti bidang sosial politik, kemasyarakatan, bisnis, professional serta kehidupan menggereja. Berikut ini akan disajikan secara lengkap.

SERATUS PERSEN KATOLIK DAN SERATUS PERSEN INDONESIA

Ketika Pimpinan tertinggi Gereja Katolik mulai menyapa dan menaruh harapan terhadap Kaum Muda, muncullah kemudian pertanyaan penting bagi kita : Bagaimana sekarang dengan kaum Muda Indonesia??

Kita percaya bahwa Gereja Katolik di Indonesia di bawah pimpinan Para Uskup dalam KWI pasti menyiapkan kaum muda untuk bisa menyambut masa depan mereka sendiri, terutama mampu hidup di masyarakat Indonesia yang plural, sehingga kaum muda sungguh-sungguh menjadi “100 persen Katolik dan 100 persen Indonesia”.

Seperti seruan Bapa Suci, kaum muda Indonesia pun dituntut untuk tidak takut keluar dan terjun ke masyarakat, hidup bersama mereka dan menjadi bagian dari dunia nyata Indonesia. Setidaknya ada tiga bidang yang mesti disasar dan digeluti oleh kaum muda Katolik untuk bisa menjadi “100 persen Katolik, 100 persen Indonesia”.

Pertama, dunia sosial politik dan kemasyarakatan. Paus mengharapkan kaum muda tidak takut terjun ke bidang itu. Tujuan bergerak di dunia sosial politik dan kemasyarakatan adalah untuk mencapai kesejahteraan umum atau bonum commune. Hal itu sesuai dengan Ajaran Sosial Gereja. “Umat Katolik tidak boleh acuh tak acuh terhadap politik, tetapi harus memberikan nasehat serta doa-doa mereka agar para pemimpin mereka dapat memberikan yang terbaik dengan rendah hati dan cinta,” kata Paus dalam suatu homili 16 September 2014 di wisma Santa Martha Vatikan. Ia menolak gagasan bahwa orang Katolik yang baik tidak ikut campur dalam politik. “Itu tidak benar. Itu bukan jalan yang baik,” kata Bapa Suci seperti dilaporkan Radio Vatikan pada tanggal 16 September 2014. “Seorang Katolik yang baik hendaknya ikut terlibat dalam bidang politik, dengan memberikan yang terbaik dari dirinya sendiri. Berpolitik, sesuai dengan Ajaran Sosial Gereja, merupakan salah satu bentuk tertinggi dari karya amal, karena melayani kepentingan umum,” kata Bapa Suci.

Terjun di bidang sosial politik bukan berarti hanya menjadi anggota parlemen, partai politik, duduk di pemerintahan, lembaga peradilan, dan lain-lain. Masih banyak peluang untuk berperanserta dalam berbagai posisi publik. Misalnya menjadi anggota komisi negara yang jumlahnya sangat banyak, dan lain-lain. Juga ada peluang masuk ke jajaran pegawai negeri, menjadi anggota TNI/ Polri, dan sebagainya. Semua itu layak dipertimbangkan oleh kaum muda sebagai gantungan cita-citanya agar bisa berperan serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Keterlibatan orang Katolik di berbagai posisi publik akan memberikan sumbangan dan nilai tertentu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Untuk itu, tentu perlu bekal yang memadai. Selain pendidikan formal, seseorang perlu memiliki kemampuan dan tekad yang besar. Sejak dini mereka harus berani keluar untuk terlibat dalam aneka kegiatan di bidang sosial politik dan kemasyarakatan bersama dengan kaum muda lain. Misalnya, mereka bisa melibatkan diri dalam organisasi partai dari tingkat dasar, aktif di lembaga swadaya masyarakat, lembaga studi dan kegiatan sosial kemasyarakatan, institusi pendidikan, dan lain-lain. Keterlibatan dalam bidang ini merupakan proses kaderisasi yang paling tepat untuk mewujudkan cita-cita berperanserta pada jabatan publik. Setidaknya, seseorang sudah memiliki ketrampilan untuk bersaing, berkompetisi atau siap ikut seleksi dan pemilihan untuk menuju tempat “pelayanan”.

Kedua, bidang bisnis, kewirausahaan, dan profesi. Cakupan bidang ini sangat luas. Pendidikan memang diperlukan sebagai modal awal. Namun keterampilan yang dipupuk baik lewat pendidikan formal maupun keterlibatan dalam bidang pekerjaan yang digeluti menjadi bekal seseorang menggapai cita-cita di dunia bisnis, entrepreunership dan professional.

Kini, bidang ini paling terbuka bagi kaum muda kita. Namun persaingan untuk menjadi yang terbaik juga tidak mudah. Hanya orang yang punya mimpi, drive untuk maju dan tahan banting, bisa berhasil. Untuk mereka yang akan bergulat dalam bidang itu, Bapa Suci pernah berpesan kepada kaum muda agar mereka tidak terlibat dalam kehidupan yang materialistis dan hedonistis atau “penyembahan berhala kekayaan” yang akhirnya mengorbankan pihak yang tidak mampu menjadi tetap miskin.

Dunia professional seperti pengacara, broker, analis, akuntan, dokter, konsultan, psikolog, dan lain-lain terbuka sangat lebar.

Namun perlu kegigihan untuk mampu memenangkan persaingan. Dengan kegigihan dan kemampuan yang memadai, kaum muda di masa datang bisa menjadi yang terbaik di bidangnya.

Di dalam dunia yang semakin terbuka itu, orang terbaik akan menjadi pilihan masyarakat sebagai pemimpin. Orang yang banyak inisiatif, memiliki jaringan dan mampu bekerjasama dalam tim, hebat dan kreatif di bidang bisnis atau professional pun bisa dilirik untuk menjadi pejabat publik di lingkaran kekuasaan.

Jalur kekekuasaan bukan hanya dari bidang sosial politik. Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, misalnya. Ia adalah Managing Director Citibank/ Citigroup sebelum direkrut menjadi Dirut PT Kereta Api Indonesia. Begitu pula Tomas Lembong yang ditunjuk menjadi Menteri Perdagangan. Ia adalah salah satu pendiri provate equity fund, Quvat Management (Quvat).

Di masa lalu, memang ada sejumlah aktivis mahasiswa Katolik yang giat melancarkan demo untuk menumbangkan Orde Lama (1966). Nama-nama seperti Cosmas Batubara, Moerdopo, P. Krissantono, dan lain-lain pernah meraih jabatan publik baik di DPR maupun pemerintah. Periode 1970-1980, beberapa akademisi Katolik, utamanya para ahli ekonomi dan keuangan seperti J.B. Soemarlin, B.S. Mulyana, J. Soedradjad Djiwandono dan lain-lain ditarik menjadi teknokrat di dalam Kabinet Orde Baru.

Tiap zaman melahirkan anak-anaknya sendiri. Sejarah Angkatan 66 atau para teknokrat tahun 1970-1980 tidak akan terulang. Namun pola mereka ketika muda gigih “pergi keluar” ikut pergerakan politik atau tekun menempuh studi serta membangun jaringan, layak dijadikan acuan oleh kaum muda Katolik masa kini.

Ketiga adalah bidang kehidupan menggereja. Kaum muda dipanggil untuk menjadi tulang punggung kehidupan menggereja di masa depan. Baik sebagai aktivis maupun pengurus kegiatan di sekitar Gereja. Aktivitas dan pengenalan semasa muda akan menjadi modal untuk pelayanan di masa depan. Selain itu, kaum muda juga diharapkan menjawab panggilan untuk hidup bakti, sebagai imam, suster, dan bruder. Mereka ini pula yang akan menjadi pelayan dan roh dalam kehidupan menggereja.
Misi Kristus, “pergilah dan jadikanlah semua bangsa menjadi muridku” bisa dilakukan oleh kaum muda lewat tiga bidang itu. Mereka diajak untuk menentukan bidang apa saja yang akan menjadi tambatan cita-citanya. Itulah panggilan bagi kaum muda untuk “berani keluar” agar tidak hanya berkutat di sekitar altar atau asyik dengan smartphone-nya. Ingat, seruan Bapa Suci: “Pergilah, jangan takut, dan layanilah”.

INDONESIA : Indonesian Youth Day 2016 dan  Asian Youth Day 2017

2 (dua) peristiwa besar bagi orang muda segera akan digelar dalam tahun 2016 dan 2017. Pertama adalah Indonesian Youth Day (IYD) 2016”. KWI dalam Sidang Tahunan 2015 telah menetapkan pertemuan Orang-orang Muda Katolik Indonesia (IYD) pada tanggal 1-6 Oktober 2016 di wilayah Keuskupan Manado. Kegiatan besar ini akan melibatkan 3000 orang muda dari 37 Keuskupan di seluruh Indonesia. Mereka datang dari seluruh pelosok Indonesia, berkumpul bersama dan saling mengisahkan berbagai kiat mereka dalam mengedepankan nilai-nilai positip di tengah masyarakat yang semakin modern dan majemuk. Tema IYD 2016 adalah “Sukacita Injil Di Tengah Masyarakat Majemuk”.

Kedua adalah Asian Youth Day (AYD) 2017. Perjumpaan orang muda Katolik se-Asia terjadi tiap tiga tahunan, dihadiri sekitar 1000-3000 OMK perwakilan dari berbagai Negara di Asia. Acara besar yang digagas oleh Federasi Konferensi Uskup-uskup se-Asia (FABC) terdiri 3 acara besar : Day in the DioceseDays in AYD’s Venue dan  Asian Youth Ministers’ Meeting (AYMM)?. Diharapkan mereka saling belajar membagikan iman, terutama mengenal budaya tuan rumah, serta kedekatan sebagai sesama katolik terbangun. AYD 2017 yang ke-7 ini akan diselenggarakan di wilayah Keuskupan Agung Semarang, khususnya di Yogyakarta. Dan temanya “Asian Youth: Gospel’s Joy of Multiculturalistic Asia (OMK Asia: Suka cita Injil bagi Asia yang Majemuk)”. Kita bersyukur, sudah ada kepastian bahwa Paus Fransiskus berkenan hadir dalam peristiwa Kaum Muda Katolik Asia ini.

PENUTUP :  PARTISIPASI PAROKI “GEMBALA BAIK” BATU

Tentu saja, kita semua berharap bahwa OMK (Orang Muda Katolik) Paroki “Gembala Baik” Batu menjadi wadah “kumpul-kumpul” orang yang terberkati. Ia laksana “oase”, tempat setiap OMK bisa tumbuh, berkembang dan menjadi manusia beriman katolik yang dewasa, setia, tangguh dan ulet. Demikian pula, OMK selalu terbangun sebagai perwujudan persaudaraan, seperti diajarkan Yesus Kristus sendiri, “…hanya satu Gurumu dan kamu semua adalah saudara.” (Mat 23,8).

Menanggapi Acara besar Indonesian Youth Day (IYD) 2016 atau Pertemuan Orang-orang Muda Katolik Indonesia, OMK Paroki Batu dilibatkan oleh Komisi Kepemudaan Keuskupan Malang untuk mengirim satu peserta, yaitu Vinsensia Aprilia Efendi Wijaya (Lingkungan Bunda Maria Torong). Selain itu, dalam Misa SABTU, 18 JUNI 2016, pukul 17.00 kita akan menerima Prosesi SALIB IYD 2017 di Gereja Katolik “Gembala Baik” Batu.

DOA IYD 2016 & AYD 2017

Allah Bapa Mahakasih, – dimuliakanlah nama-Mu di seluruh bumi! – Kami seluruh warga Gereja Katolik Indonesia dan Asia – mengucapkan syukur atas segala rencana-Mu yang indah. – Kami berbahagia hidup di Indonesia – dengan kekayaan alam serta kemajemukan rakyatnya.-  Kami bangga hidup di Asia, – tempat para nabi dan agama-agama besar – terlahir untuk memuji-Mu. – Terlebih lagi ya Bapa, – kami bersyukur – karena telah Engkau perkenankan menerima Yesus Kristus Putera-Mu, – yang lahir di tanah Asia – untuk menggenapi janji keselamatan-Mu.

Ya Allah Bapa kami, – Gereja Katolik Indonesia Engkau panggil dan utus – untuk mewartakan Injil di tengah bangsa yang majemuk ini. – Secara khusus, – Engkau memanggil dan mengutus Orang Muda Katolik – agar menjadi tanda sukacita Injil. – Kami mohon berkat-Mu,-  agar HARI ORANG MUDA se INDONESIA, – Indonesian Youth Day 2016 – di Keuskupan Manado, – serta HARI ORANG MUDA se-ASIA, – Asian Youth Day 2017 – di Keuskupan Agung Semarang, – dapat berlangsung dengan baik – dan berbuah sukacita iman bagi kami semua. –

Semoga OMK Indonesia semakin menyerupai Kristus,  – ?bangkit dan bergerak – menyadari rahmat serta panggilan perutusan-Mu. – Berkatilah agar OMK menjadi tanda kehadiran-Mu yang memberikan harapan, – khususnya bagi yang kecil, lemah, miskin, tersinngkir  – serta terhadap masyarakat yang sedang dirundung berbagai persoalan. – Curahkanlah Roh Kudus-Mu, – agar di tengah kemajemukan masyarakat,-  kami dapat menjadi kabar gembira  yang mempersatukan. 

Semoga perjumpaan OMK dalam IYD 2016 dan AYD 2017, – menjadi sukacita Injil dan persembahan kami – demi kemuliaan nama-Mu di bumi Indonesia dan Asia. –  Kemuliaan …

Bunda Maria, Bunda para murid Kristus, doakanlah kami. Salam Maria….

Santo Yohanes Paulus II dan para kudus pelindung orang muda, doakanlah kami. – Amin.
***
Share:
spacer